BIOLOGI SMP KELAS 9 SEMESTER 1
BAB III
SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA
1. Reseptor
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah
indra.
2. Konduktor
Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf(neuron) yang
membentuk sistem saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi
membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari
pusat saraf.
3. Efektor
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan,
yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).
Berikut ini akan kita bahas mengenai sistem saraf dan
indra tersebut.
Reseptor / Indra
Sistem Saraf
SISTEM SARAF
Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai
fungsi:
1. Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja serasi.
2. Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar
tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan
dalam tubuh.
3. Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun
oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu sel.
1. Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh komponen-komponen terkecil
yaitu sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam
menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga
bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
a. Badan sel
Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai
penyedia energi untuk membawa rangsangan.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran
sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan ukuran
dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit atau akson adalah serabut-serabut yang merupakan
penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki satu akson. Neurit
berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit
dibungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang terdiri atas perluasan
membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan
sel saraf.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron
berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang
sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron
lain tersebut dinamakan sinapsis Pada bagian sinaps inilah suatu zat kimia yang
disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls
dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.
Sel Saraf (Neuron)
Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan menjadi
tiga macam yaitu:
a. Neuron sensorik
Neuron sensorik adalah neuron yang membawa
impuls dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum
tulang belakang).
b. Neuron motorik
Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari pusat
susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Neuron konektor (asosiasi)
Neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls dari
neuron sensorik ke neuron motorik.
Macam - Macam Sel
saraf
2. Jalan Yang di Lalui Impuls
Pada umumnya kita menggerakkan bagian badan karena kemauan
kita atau atas perintah otak. Menulis, membuka payung, mengambil makanan atau
berjalan merupakan contoh gerak yang kita sadari, sehingga gerak semacam ini
disebut gerak sadar.
Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak.
Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui
neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan
dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron
motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Secara ringkas
lintasan/jalan gerak sadar tersebut dapat kita buat skema sebagai berikut.
Rangsangan –> neuron sensorik —>
otak —> neuron motorik gerak
Kadang-kadang bagian tubuh kita juga melakukan suatu gerakan
yang terjadinya secara tiba-tiba tanpa disadari. Misalnya saat lutut kita
diketuk/ dipukul pada bagian tendon. Akibatnya secara tidak sadar, kaki kita
akan menyentak. Gerakan yang dilakukan oleh kaki tersebut terjadi secara
tiba-tiba dan tidak diperintah oleh otak. Gerak semacam ini disebut gerak
refleks. Secara ringkas lintasan gerak refleks dapat kita buat skema sebagai
berikut.
Rangsangan —> neuron sensorik —–> sumsum tulang
belakang —-> neuron motorik —> gerak
Tapi kalian harus tahu bahwa jalannya impuls gerak refleks
ada dua macam yaitu lintasan refleks spinalis dan lintasan refleks cranialis.
Lintasan refleks spinalis yaitu lintasan gerak refleks yang melalui sumsum
tulang belakang. Contohnya gerakan mengangkat kaki secara tiba-tiba saat lutut
kita dipukul. Sedangkan lintasan cranialis yaitu bila lintasan gerak refleks
melalui otak, tetapi otak memberikan tanggapan secara langsung tanpa kesadaran
manusia. Contoh gerak refleks yang melalui lintasan cranialis adalah gerak
mengecilnya pupil mata apabila mata menerima cahaya yang terang.
3. Susunan Saraf Manusia
Jutaan sel-sel saraf bergabung membentuk suatu
sistem yang dinamakan sistem saraf. Sistem saraf manusia terdiri dari
susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat
terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang sedangkan susunan saraf tepi
tersusun atas serabut-serabut saraf yang menuju ke susunan saraf pusat
dan dari susunan saraf pusat ke seluruh tubuh
4. Sistem Saraf Pusat
Seluruh kegiatan tubuh manusia diatur oleh pusat susunan saraf yaitu
otak dan sumsum tulang belakang.
a. Otak
Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh tiga
lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut
duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di
antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk
mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi pada selaput ini
dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak manusia
terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum) dan batang otak.
1) Otak besar (cerebrum)
Otak besar manusia terletak di dalam tulang tengkorak. Otak
besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan.
Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani
tubuh sebelah kiri.
Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna
kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna
putih berisi serabut-serabut saraf.
Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan- kegiatan yang
disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan
bergerak.
2) Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang.
Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan kiri
serta terbagi menjadi dua lapis. Lapisan luar berwarna kelabu dan bagian dalam
berwarna putih. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan
Varol.
Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasi kerja otot- otot ketika kita bergerak.
3) Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta
menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang
berfungsi sebagai:
a) pusat pengendali pernapasan,
b) menyempitkan pembuluh darah,
c) mengatur denyut jantung,
d) mengatur suhu tubuh.
Bagian - bagian Otak
b. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga
tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang
ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput meninges.
Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang
bagian luar tampak berwarna putih (substansi alba) dan bagian dalam yang
berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi grissea). Pada bagian
yang berwarna putih banyak mengandung akson (neurit) yang
diselimuti myelin. Bagian ini
untuk menghantarkan impuls menuju otak dan dari otak menuju
efektor. Bagian yang berwarna kelabu mengandung serabut saraf yang tidak ada
myelinnya. Bagian ini dibedakan dua yaitu akar dorsal atau akar posterior dan
akar ventral atau akar anterior. Akar dorsal mengandung neuron sensorik dan
akar ventral mengandung neuron motorik.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
a) menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b) memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.
Sumsum Tl. Belakang
5. Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi tersusun atas serabut- serabut saraf dari
dan ke pusat susunan saraf. Susunan saraf tepi berupa 12 pasang
serabut saraf dari otak dan 31 pasang serabut saraf dari
sumsum tulang belakang.
a. Saraf otak (saraf cranial)
Saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari
otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini
berjumlah 12 pasang, berhubungan erat dengan otot mata, telinga, hidung, lidah
dan kulit. Kedua belas pasang urat saraf otak tersebut secara ringkas
tercantum dalam Tabel 3.1 berikut.
Tabel. Sifat dan Fungsi Saraf Otak
Urutan Saraf
|
Saraf dan Fungsi
|
Nama Saraf
|
Sifat Saraf
|
I
|
Nervus olfactorius
|
Sensorik
|
Hidung, sebagai alat penciuman
|
II
|
Nervus optikus
|
Sensorik
|
Bolamata, untuk penglihatan
|
III
|
Nervus okulomotoris
|
Motorik
|
Penggerak bola mata danmengangkat kelopak mata
|
IV
|
Nervus troklearis
|
Motorik
|
Mata, memutar mata dan penggerak bola mata
|
V
|
Nervus trigeminus- N. Oftalmikus- N. MaksilarisN.
Mandibularis
|
Motorikdan sensorikMotorikdan sensorikSensorikMotorikdan
sensorik
|
-Kulit kepala dan kelopak mata atasRahang atas, palatum
dan hidungRahang bawah dan lidah
|
VI
|
Nervus abdusen
|
Motorik
|
Mata, penggoyang sisi mata
|
VII
|
Nervus fasialis
|
Motorikdan sensorik
|
Otot lidah, menggerakkan lidahdan selaput lendir rongga
mulut
|
VIII
|
Nervus auditorius
|
Sensorik
|
Telinga, rangsangan pendengaran
|
IX
|
Nervus gloso-faringeis
|
Sensorik dan motorik
|
Faring, tonsil dan lidah, rangsangan cita rasa
|
X
|
Nervus vagus
|
Sensorikdan motorik
|
Jantung, lambung, usus halus, laring
|
XI
|
Nervus asesorius
|
Motorik
|
Leher, otot leher
|
XII
|
Nervus hipoglosus
|
Motorik
|
Lidah, cita rasa, dan otot lidah
|
Dari kedua belas saraf otak tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:
1) saraf sensorik : saraf nomor I, II,
VIII
2) saraf motorik : saraf nomor III, IV,
VI, XI, XII
3) saraf gabungan sensorik dan motorik : saraf nomor
V, VII, IX, dan X
Ada saraf yang memiliki jangkauan fungsi sangat
luas yaitu saraf nomor X (saraf vagus). Sehingga disebut sarafpengembara.
Sifat kerja saraf vagus seperti saraf parasimpatik.
b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang yang
keluar dari:
1)
|
Ruas-ruas tulang leher
|
: 8 pasang
|
2)
|
Ruas-ruas tulang punggung
|
: 12 pasang
|
3)
|
Ruas-ruas tulang pinggang
|
: 5 pasang
|
4)
|
Ruas-ruas tulang kelangkang
|
: 5 pasang
|
5)
|
Ruas-ruas tulang ekor
|
: 1 pasang
|
|
|
Semua saraf sumsum tulang belakang bersifat
campuran artinya saraf ini untuk meneruskan impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat
ke semua otot rangka tubuh. Semua neuron sensorik masuk ke sumsum tulang
belakang melalui akar dorsal dan neuron motorik keluar dari sumsum tulang
belakang melalui akar ventral.
6. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Autonom)
Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi
yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis. Sistem
saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut,
pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam
yaitu:
a. Sistem saraf simpatik
b. Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas 25 pasang ganglion
yang berasal dari:
1) Ruas tulang
belakang
: 3 pasang
2) Ruas tulang
punggung
: 11 pasang
3) Ruas tulang
pinggang
: 4 pasang
4) Ruas tulang kelangkang
: 4 pasang
5) Ruas tulang
ekor
: 3 pasang
Dari ganglion-ganglion tersebut keluar serabut saraf yang
mengendalikan kerja organ seperti jantung, pembuluh darah, kelenjar keringat
dan semua alat dalam. Serabut saraf dari sistem saraf parasimpatik
juga menuju organ-organ yang dikendalikan oleh saraf simpatik.
Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik
bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan kerja suatu organ.
Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian ganda. Apabila suatu organ
menjadi aktif karena rangsangansaraf simpatik, maka di lain pihak akan
dilambatkan atau dihentikan oleh saraf parasimpatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar